Cinta dan Rasa Kemanusiaan

resensi buku, buku, Mustofa W. Hasyim, novel, rumah cinta
Judul:Rumah Cinta
Penulis:Mustofa W Hasyim
Penerbit:Arti Bumi Intaran, Yogyakarta
Edisi:I, Mei 2008
Tebal:xi + 263 halaman



CINTA MEMANG BUTA (love is blind). Kehadirannya mampu melebur sekatsekat ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan agama. Lihat saja kisah cinta yang diperagakan para pahlawan nasional terhadap Tanah Air mereka, Kaisar Hirohito terhadap Jepang, Mahatma Gandhi terhadap India, Nabi Muhammad, Nabi Isa, dan nabi-nabi lainnya terhadap Tuhan dan umat mereka.

Spirit cinta yang universal itulah yang diadopsi Mustofa W Hasyim sebagai tema besar dalam novel Rumah Cinta ini. Dengan menggunakan Yogyakarta sebagai setting tempat, novel ini seakan benar-benar terangkat dari ranah berkumpulnya masyarakat yang majemuk (pluralis).

Dalam novel 263 halaman ini, Mustofa menyajikan ceritanya dari kehidupan sosial yang berlangsung di Yogyakarta. Daerah penghasil gerabah dari tanah liat ternama di Yogyakarta merupakan menu pertama yang membuka jalannya cerita. Sepasang kakek-nenek produsen vas bunga dari tanah liat menjadi tokoh utama.

Dalam perjalanannya mengais rezeki, sang kakek sering bertemu dengan masyarakat Yogya yang memiliki watak dan karakter yang sangat berbeda dengan masyarakat di desa. Semisal, konsumtif, individualistis, egois, mencampuradukkan bahasa dan budaya yang berbeda, serta mulai mengabaikan tata krama masyarakat Yogyakarta.


Sungatno, pegiat di Skriptorium Lintang Sastra Yogyakarta dan anggota Tim Riset Kronik Kebangsaan Indonesia (1908-2008).




Sumber : MEDIA INDONESIA • SABTU, 21 JUNI 2008 • HALAMAN 18

read more >>